SUMBER DAYA ALAM
Adalah semua sumberdaya , baik yang bersifat terbarukan (renewable resources), maupun yang tak terbarukan (non renewable resources).
Konsentrsi pembahasan tertuju pada sumberdaya yang tak terbarukan (non renewable resources) atau yang biasa disebut sumberdaya geologi :
- Sumberdaya air
- Sumberdaya minera
- Sumberdaya energi
- Sumberdaya lahan
Pemanfaatannya harus dilakukan secara hati2, sesuai dengan kebutuhan serta tidak berlebihan.
Keterdapatan dan ketersediaan nya sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi setempat sehingga sebarannya dibumi tidak merata
Sumberdaya Air
Proses pelapukan, erosi, transportasi, dan pengendapan material b
Air merupakan salah satu sumberdaya geologi yang sangat penting, tdk hanya diperlukan oleh semua makhluk hidup, akan tetapi jg diperlukan bagi proses2 geologi.
Untuk air minum, irigasi, pembangkit tenaga listrik, proses pendinginan pada industri dan pembangkit tenaga serta untuk sarana olahraga dan rekreasi
Air merupakan salah satu sumberdaya geologi yang sangat penting, tdk hanya diperlukan oleh semua makhluk hidup, akan tetapi jg diperlukan bagi proses2 geologi.
Distribusi Air
Air yang ada dibumi terdapat pada suatu lapisan yang disebut lapisan hidrosfer.
Air yang ada di lapisan hidrosfer tersebar di lautan, atmosfer, tanah, bawahtanah, danau, sungai dan gunung es di kutub utara.
Distribusi air di bumi dengan konsentrasi terbesar berada dilautan , yaitu mencapai 97,2%, dan sisanya sebesar 2,8% merupakan air yang berada dilapisan hidrosfer sebagai lapisan air segar tersebar di atmosfer, kutub2 bumi sebagai gunung es, dan didaratan baik yang ada dipermukaan maupun bawah permukaan.
Sebaran Air di Bumi | Meter Kubik (m3) | Persentase ((%) |
Air Permukaan | ||
Danau | 48, 300 x 106 | 0.009 |
Saline lakes & inlandseas | 40, 250 x 106 | 0.008 |
Sungai | 0, 484 x 106 | 0.0001 |
Air Bawah Tanah | ||
Soil Moisture | 25, 76 x 106 | 0.005 |
Air tanah Dangkal | 1.610 x 106 | 0.310 |
Air tanah Dalam | 1.610 x 106 | 0.310 |
Total Air di Daratan | 4.234,3 x 106 | 0.635 |
Kutub / Gunung Es | 11.270 x 106 | 2.150 |
Atmosfer | 4,991 x 106 | 0.001 |
Lautan | 510.370 x 106 | 97.200 |
Permasalahan Hidrologi & Pengendaliannya
Permasalahan air sudah terjadi sejak lama, namun intensitas dan frekwensinya semakin besar, meningkat dari waktu kewaktu dengan bertambahnya jumlah penduduk, perluasan kawasan pemukiman, pembukaan lahan2 baru, pengembangan kawasan industri, pengembangan budidaya pantai , pengembangan berbagai bentuk rekayasa , baik kawasan pantai maupun jauh dipedalaman atau pegunungan.
Dari kegiatan tersebut, timbul berbagai masalah, diantaranya air tidak lagi menjadi barang /zat yang mudah didapat dimana2; air tidak lagi selalu mempunyai konotasi yang kurang baik seperti banjir, penyebab tanah longsor , erosi tanah dll.
Masalah yang berkaitan dengan air :
Ø Pasokan Air (water supply)
Ø Air Permukaan (surface water)
Ø Air Bawahtanah (ground water)
Ø Banjir (flooding)
Ø Erosi Tanah (soil erosion)
Ø Amblesan (subsidance)
Ø Sedimentasi (sedimentation)
Ø Kualitas air (water quality)
Permasalahan Umum SD Air (non tehnis)
Masyarakat belum concern terhadap keberadaan air
Masyarakat belum sadar bahwa air menentukan kehidupan/masyarakat sehat
Masyarakat belum menganggap air sebagai komoditas sehat sehingga air bersih dianggap mahal
Masyarakat belum menganggap air sebagai investasi kesehatan
Masyarakat masih menganggap air sebagai komoditas sosial/bebas
Saat ini bukan terjadi krisis air, akan tetapi krisis manajemen
Permasalahan air kedepan, lebih mengarah kualitas daripada kuantitas
Asaz Pemanfaatan Sumberdaya Air
1. Keseimbangan
Memenuhi berbagai kepentingan, baik air minum, air industri, dll
2. Kelestaraian
Kelestarian sumberdaya air beserta lingungan yang dimanfaatkan untuk pelayanan bagi masyarakat luas, generasi sekarang dan akan datang
3. Kemitraan
Diperlukan kemitraan antara masyarakat. Swasta dan pemerintah untuk mendukung penyediaan air
4, Keadilan
Tidak berpihak bagi kepentingan perorangan, golongan atau kelompok
Air Permukaan
Air yang mengalir di permukaan bumi (daratan), dipengaruhi oleh presipitasi (curah hujan) tahunan, intensitas curah hujan dihitung dlm volume per-satuan waktu), kecepatan evapotranspirasi , kedalaman muka airtanah, permeabilitas tanah/batuan, tutupan lahan, kecuraman lereng, karakteristik sungai, dan aktivitas dari manusia
Penanggulangan Surface Run Off
Melaksanakan reboisasi dengan cara menanam tumbuhan guna mencegah atau menahan surface run off
Membuat bendungan /dam yang berguna utk penyediaan pasokan air bagi industri atau rumah tangga, pengendalian banjir, pembangkit tenaga listrik, irigasi dan richarge air bawahtanah
Pengelolaan hutan dan pertanian yang benar untuk mencegah run off dan erosi
Air Bawah Tanah
Akumulasi air bawah tanah akibat infiltrasi dari air hujan , air sungai, air danau, dan air reservoir.
Pada kedalaman tertentu dari bagian bawah tanah, berada dalam kondisi jenuh air (saturated), dan bagian ini pada setiap tempat dibawah permukaan bumi ternyata tidak sama .
Hal tersebut sangat tergantung kepada iklim dan jenis material tanah yang ada didaerah tersebut.
Air yang berada dizona saturated tersebut dikenal sebagai air bawah tanah
Permasalahan Airtanah
1. Banyaknya instansi yang merasa menangani
2. Tidak Koordinatif
3. Data dan informasi tidak seragam
4. Kesalahan yang dilakukan adalah manajemen sumur
5. Aspek teknis dan hukum banyak mengalami kendala/tidak berjalan
6. Masyarakat.
Keunggulan Airtanah
Secara higienis lebih sehat karena telah mengalami filtrasi secara alamiah
Cadangan relatif tetap sepanjang tahun
Mutu relatif tetap
Apabila airtanah tersedia, dapat diperoleh ditempat tersebut tanpa mengeluarkan biaya mahal
Kekurangan Airtanah
Cadangan terbatas, untuk keperluan air minumperkotaan air irigasi/industri yang cukup besar
Keterdapatan tidak merata pada setiap tempat
Terdapat dibawah permukaan tanah, untuk pemanfaatannya harus dilakukan dengan membuat sumur gali/bor
Kewenangan Pengelolaan ABT. Pemerintah Provinsi
Penetapan pedoman, prosedur standar, persyaratan dan kriteria pengelolaan air bawah tanah
Penentuan batas cekungan air bawah tanah
Perencanaan pengelolaan daerah imbuhan satuan wilayah cekungan akuifer (lapisan/batuan pembawa air)
Pemetaan hidrogeologi, potensi dan konservasi air bawah tanah skala 1:100.000
Penentuan kriteria kerusakan kondisi lingkungan air bawah tanah
Pengelolaan data dan informasi air bawah tanah propinsi
Publikasi dan promosi air air bawah tanah propinsi
Fasilitas pengaturan sumur pantau pada satuan wilayah cekungan akuifer
Kewenangan Pengelolaan ABT. Pemerintah Kabupaten
Melaksanakan pengelolaan ABT sesuai kebijakan pedoman, prosedur, standar, norma, persyaratan dan kriteria di bidang ABT
Melakukan inventarisasi dan perencanaan pendayagunaan ABT
Menyiapkan kelembagaan, SDM, pengusahaan dan pembiayaan yang mendukung pendayagunaan
Mengatur peruntukan ABT/ mataair
Memberikan izin eksploitasi ABT/pengeboran, dll.
Memberikan izin juru bor (SIJB) ABT
Memberikan izin perusahaan pengeboran ABT (SIPPAT)
Menetapkan & mengatur sistem jaringan sumur pantau dalam satu cekungan ABT
Pengumpulan dan pengelolaan data informasi ABT dan atau mataair dalam wilayahnya
Mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan perencanaan pedayagunaan, pengendalian serta pengawasan dalam rangka konservasi ABT
SUMBERDAYA MINERAL
Sumberdaya mineral adalah sumberdaya yang diperoleh dari hasil ekstraksi batuan atau pelapukan batuan
Berdasarkan jenisnya, sumberdaya mineral dikelompokan menjadi sumberdaya mineral logam dan non logam.
Sumberdaya mineral logam berasal dari berbagai jenis batuan, dan secara petrologi batuan yang terdapat dialam ini dibagi menjadi
1. Batuan beku : batuan beku ultrabasa, batuan beku basa, batuan beku intermediate dan batuan beku asam
2. Batuan Sedimen : batuan sedimen klastik, batuan sedimen non klastik
3. Batuan Metamorf : Batuan metamorf derajat rendah, menengah, dan tinggi
Kebutuhan Sumberdaya Mineral
Kebutuhan sumberdaya mineral didunia dapat dikatakan sebanding dengan peningkatan populasi manusia di muka bumi, serta ditunjang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya permintaan mineral logam di dunia adalah :
1. Meningkatnya standar hidup manusia di negara berkembang
2. Meningkatnya status negara (misalnya negara berkembeng menjadi negara maju)
3. Meningkatnya kebutuhan sumberdaya mineral didunia telah memacu kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral, serta untuk mendapatkan lokasi-lokasi sumberdaya mineral yang baru
4. Permasalahan yang sering muncul dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi Sumberdaya mineral adalah penurunan kualitas lingkungan, seperti pencemaran pada tanah, udara dan air, serta terganggunya ekosistem
Peran Industri Pertambangan
Industri pertambangan adalah suatu industri dimana bahan galian mineral diproses dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak diperlukan.
Dalam industri mineral, proses untuk mendapatkan mineral-mineral yang ekonomis biasanya menggunakan metoda ekstraksi, yaitu proses pemisahan mineral-mineral dari batuan terhadap mineral pengikut yang tidak diperlukan.
Industri pertambangan sebagai industri hulu yang menghasilkan sumberdaya mineral yang merupakan sumber bahan baku bagi industri hlir yang diperlukan oleh umat manusia di dunia
Proses dalam menghasilkan produk sumberdaya mineral mempunyai konstribusi yang besar terhadap pencemaran lingkungan. Disisi lain, untuk menutup suatu tambang atau industri pertambangan adalah sesuatu hal yang tidak bijaksana, disatu sisi dampak yang ditimbulkan akibat pertumbuhan industri pertambangan harus disikapi dengan cara mencegah
Dampak Lingkungan pada pertambangan
Pengelolaan sumberdaya mineral dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia tdak harus menimbulkan dampak lingkungan.
Degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi sumberdaya mineral, khususnya limbah padat yang berasal dari hasil penambangan dan pemprosesan mineral.
Polusi dan degradasi lingkungan akan terjadi pada semua tahap dalam aktivitas penambangan, mulai dari tahapan eksplorasi, eksploitasi, hingga tahap prosesing
Tahap Eksplorasi
Biasanya pada tahap eksplorasi dimulai dengan penyelidikan dipermukaan bumi yang diawali dengan survei geofisika dipermukaan tanah, survei udara, kemudian dilanjutkan dengan survei geokimia dengan metoda stream sediment sampling, soil sampling, rock sampling yang kemudian dilanjutkan dengan dengan pemboran (drilling), pembuatan paritan (trenching), dan peledakan (blasting)
Dampak yang ditimbulkan pada kegiata eksplorasi adalah pembukaan lahan-lahan yang tertutup tanaman , seperti dilingkungan hutan lindung, hutan suaka margasatwa, taman nasional dll.
Tahap Eksploitasi
Yang terpenting dan harus diperhatikan pada tahapan ini ketika alat-alat berat mulai masuk kelokasi penambangan, serta sejumlah besar material (limbah material padat), baik yang berasal dari batuan maupun pengupasan lapisan tanah untuk mendapatkan mineral-minerl yang diinginkan; dimana limbah material padat ini harus dipindahkan kelokasi-lokasi diluar lokasi tambang.
Pengelolaan limbah padat yang berasal tahap eksploitasi harus dikelola secara hati-hati sehingga dikemudian hari tidak menimbulkan dampak lingkungan yang berupa pencemaran, degradasi lingkungan dan polusi.
Tahap Pemrosesan
Pembuangan limbah yang berasal dari pemrosesan mineral-mineral merupakan permasalahan yang sangat unik dan kompleks.
Pemrosesan mineral terdiri dari pencucian untuk memisahkan lempung dari pasir, proses penggerusan, penggalian dan pemisahan material-material yang tidak ekonomis (limbah padat).
Material yang tidak ekonomis jumlahnya lebih besar dibanding dengan material yang ekonomis, dengan perbandingan 0,5 : 99,5, sehingga pada tahapan ini volume limbah dari material yang tidak terpakai menjadi suatu masalah tersendiri
Dampak lingkungan yang sering dijumpai pada tahap ini adalah seringnya membuang limbah padat kedalam sungai, yang kemudian terbawa oleh arus dan selanjutnya terendapkan ketempat yang lebih rendah seperti dataran banjir
Dampak lain yang mungkin timbul adalah degradasi nlingkungan akibat suara dan getaran yang berasal dari peledakan dinamit serta debu yang berasal dari lalulintas alat-alat berat.
Problem lain yang juga serius adalah bekas-bekas saluran pembuangan (drainase) yang ditinggalkan di wilayah pertambangan, dimana air yang bersifat sangat asam dan mengandung unsur besi
Dalam teknik penambangan, terdapat 3 dampak lingkungan yang sangat khas :
Teknik Penambangan
1. Hidraulicking : Sistem Penambangan yang dilakukan dengan cara menyemprotkan air terhadap material yang akan ditambang
2. Dredging : Sistem penambangan yang dilakukan dengan cara menggunakan mesin keruk
3. Strip Mining : Sistem penambangan yang dilakukan dengan cara mengupas lapisan tanah dan batuan yang menutupi lapisan batuan atau mineral yang akan ditambang
Dampak Lingkungan
1. Endapan-endapan material yang diendapkan oleh sungai akan menimbun daerah seperti daerah pertanian ataupun daerah pemukiman
2. Terjadinya kolam-kolam air yang ada disepanjang sungai akibat pengerukan oleh mesin keruk, dan terganggunya sistem hidrologi air tanah
3. Material tanah yang tidak terpakai hasil pengupasan sebagai limbah padat, lahan bekas penambangan mengalami degradasi, karena untuk ditanami kembali membutuhkan waktu yang lama
GEOMORFOLOGI (BENTANG ALAM)
• PEDATARAN PANTAI
• PEDATARAN TINGGI
• PERBUKITAN
• PEGUNUNGAN
POTENSI SUMBER DAYA AIR
• AIR TANAH
• MATA AIR
• AIR PERMUKAAN
Perlunya Aspek Geologi Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
Belajar dari berbagai peristiwa bencana geologi seperti gempa, tsunami, gunung api, tanah longsor dan banjir yang telah terjadi di wilayah Indonesia, nampak bahwa usaha pencegahan, pengendalian hingga langkah kesiap-siagaan pada tahap sebelum terjadinya bencana relatif masih lemah.
Salah satu cara untuk meminimalkan kerusakan akibat peristiwa bencana geologi yang selalu datang secara tiba-tiba adalah dengan menyusun Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) yang memperhitungkan potensi daya dukung alam.
TUJUAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DAERAH
- Terlaksananya perencanaan tata ruang secara terpadu dan sinergis.
- Terselenggaranya pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya.
- Terselenggaranya pengendalian pemanfaatan ruang.
- Tercapainya penataan ruang yang berkualitas untuk :
· mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;
· meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia;
· mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan;
· mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan pertahanan keamanan.
URUSAN DAN KEWENANGAN WAJIB PROVINSI DIBIDANG PENATAAN RUANG
1. Penyusunan/Revisi dan penetapan RTRW Provinsi.
2. Penyusunan/Revisi RTR Kawasan prioritas dan/atau lintas Kabupaten/ Kota.
3. Pemberian Rekomendasi Rencana Tata Ruang Kawasan Tertentu/ Khusus.
4. Sinkronisasi rencana tata ruang perbatasan antar Kabupaten/Kota.
5. Pemasyarakatan tata ruang.
6. Penyusunan dan penetapan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan ruang.
7. Penyediaan data dan informasi tata ruang Provinsi.
8. Bimbingan dan supervisi penyelenggaraan penataan ruang Kabupaten/Kota.
9. Sinkronisasi dan integrasi program pemanfaatan ruang Kabupaten/Kota.
10. Penyusunan dan penetapan petunjuk pelaksanaan tentang pengendalian pemanfaatan ruang Provinsi dan Kabupaten/Kota.
11. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pemanfaatan ruang Provinsi dan Kabupaten/Kota.
13. Pemberian rekomendasi penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) skala Provinsi.
15. Pemberian rekomendasi penerbitan Hak Guna Bangunan (HGB) skala Provinsi.
16. Pemberian rekomendasi penerbitan Hak Pakai (HP) skala Provinsi.
17. Pemberian rekomendasi penerbitan Hak Membuka Tanah skala Provinsi.
18. Pemberian rekomendasi penerbitan Hak Pengelolaan Lahan (HPL).
20. Pengendalian dan penyelesaian konflik pemanfaatan ruang.
GEOLOGI LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
• Pembangunan berkelanjutan adalah kegiatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, yang memperhatikan kelestarian fungsi dan kemampuannya, dengan demikian kegiatan pembangunan tidak justru menjadi pemicu terjadinya bencana, dan lokasi pembangunan harus berada pada daerah yang aman dari bencana.
• Informasi geologi lingkungan dapat membantu mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui rekomendasi (lokasi) penggunaan lahan yang sesuai dengan kondisi (daya dukung) lingkungan geologi dan terhindar dari bencana alam geologi.
KRITERIA GEOLOGI LINGKUNGAN UNTUK PEMBANGUNAN
- KELELUASAAN PENEMPATAN & PENGORGANISASIAN RUANG KEGIATAN
- KEMANTAPAN TANAH UNTUK PONDASI
- KETERSEDIAAN AIR
- KETERSEDIAAN BAHAN BANGUNAN
- POTENSI BENCANA ALAM GEOLOGI
- KETERSEDIAAN SUMBERDAYA MINERAL
GEOLOGI LINGKUNGAN DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PENGEMBANGAN WILAYAH DAN PEMBANGUNAN
1. Rancangan kegiatan pembangunan atau pengembangan wilayah di Indonesia, menyangkut banyak bidang dan tersebar di semua pulau di Indonesia, khususnya di lokasi strategis yang menjadi pusat-pusat pertumbuhan.
2. Pembangunan yang dilaksanakan tanpa perencanaan yang matang, akan menimbulkan permasalahan, seperti :
- Kegiatan pembangunan tidak sesuai dengan ketersediaan sumber daya (geologi)
b. Kawasan industri di Pantura Jawa ( minim sumber air )
c. Kegiatan pembangunan dengan skala yang tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan (geologi)
d. Metropolitan Bandung (air tanah tereksploitasi berlebihan)
e.Kegiatan pembangunan yang lokasinya terletak pada daerah rawan bencana alam (geologi)
f. Kabupaten/Kota di jalur Sesar Semangko Sumatera
3. TUPOKSI DTLGKP berkewenangan dalam menyediakan data/informasi geologi lingkungan melalui kegiatan INVENTARISASI GEOLOGI LINGKUNGAN DI WILAYAH :
- Kabupaten/Kota rawan bencana alam (geologi) dan atau miskin (minim) sumber daya alam Kab. Lampung Barat dan Kota Maumere
- Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) dan Kawasan Andalan
KAPET Manado – Bitung, KAPET Batulicin Kalsel
- Pulau-pulau kecil dan sedang (ekosistemnya rentan terhadap kerusakan)
Kepulauan Natuna dan Pulau Sangihe
- Kawasan perbatasan (dengan negara lain), merupakan daerah tertinggal/terisolasi
Kabupaten Nunukan
- Cepat tumbuh yang rentan terhadap degradasi lingkungan,
- Jabodetabekpunjur, Semarang – Ungaran, Metropolitan Bandung
- Kegiatan pembangunan yang lokasinya rentan terhadap pencemaran dan degradasi lingkungan. Kota-kota yang berbatasan dengan DKI Jakarta
GEOLOGI LINGKUNGAN SEBAGAI DATA DASAR PENATAAN RUANG DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
• Dalam rangka penataan ruang dan pengembangan wilayah, data dan informasi (peta) geologi lingkungan meliputi geomorfologi, sumber daya air, sumber daya mineral dan energi, sumber bahan bangunan, daya dukung tanah dan batuan untuk fondasi, dan kebencanaan geologi.
• Data dan informasi (peta) tersebut dianalisis (penggabungan), sehingga diperoleh hasil kajian yang sifatnya holistik dan telah disesuaikan dengan penataan ruang dan pengembangan wilayah.
• Kajian secara holistik menghasilkan tingkat keleluasaan suatu wilayah untuk dikembangkan dengan memperlihatkan peranan kondisi lingkungan geologi sebagai faktor pendukung maupun kendala dalam penggunaan lahan seperti kawasan permukiman, perdagangan, industri, pertanian, perkebunan dan pariwisata.
HUBUNGAN GEOLOGI LINGKUNGAN DENGAN RANCANGAN PEMBANGUNAN
- Disusun Kriteria Geologi Lingkungan yang relevan untuk dipertimbangkan dalam rangka mendukung pembangunan (untuk setiap bidang secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama)
- Dengan demikian dapat menjadi arahan bagi pelaksanaan survei untuk penyediaan data dan informasi.
Kriteria tersebut adalah :
- Kriteria Bentang Alam (keleluasaan penempatan dan pengorganisasian ruang kegiatan)
- Kriteria Kemantapan Tanah Untuk Fondasi
- Kriteria Ketersediaan Air
- Kriteria Ketersediaan Bahan Bangunan
- Kriteria Potensi Bencana Geologi
1. Proses-Proses Alam :
Proses Internal :
adalah “ Proses Peristiwa Bumi yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan yang berasal dari dalam bumi (endogen), yakni kegiatan volkanik, tektonik, yang berpengaruh terhadap kerentanan daya dukung fisik lahan dan lingkungan.
Proses Eksternal :
yaitu “ Proses alam yang ditimbulkan oleh adanya proses kegiatan yang berasal dari permukaan bumi (exogen), yaitu perubahan iklim, erosi dan sedimentasi termasuk perubahan muka air laut yang mempengaruhi kemampuan daya dukung fisik dan lingkungan suatu daerah “
II. Aktivitas Manusia :
Eksploitasi Sumber Daya Alam, yaitu pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali, akan berpengaruh terhadap daya dukung sosial, budaya, fisik lahan dan lingkungan.
Pembangunan Fisik Lahan, adalah pembangunan sarana-prasarana fisik daerah perkotaan dan pedesaan yang cenderung menimbulkan perubahan daya dukung lingkungan.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
DEFENISI
• Segala upaya untuk meningkatkan kualitas hidup umat manusia tanpa melakukan eskploitasi sumber daya alam di luar batas kemampuan bumi itu sendiri (kesepakatan pada KTT PB, 27 Mei – 02 Juni 2002 di Nusa Dua Bali)
• Suatu proses pembangunan yang ditujukan untuk kesejahteraan generasi yang akan datang dengan bersendikan pada pembangunan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup (KTT PB 2003 di Yogyakarta)
• Segala upaya untuk meningkatkan kualitas hidup umat manusia tanpa melakukan eskploitasi sumber daya alam di luar batas kemampuan bumi itu sendiri (kesepakatan pada KTT PB, 27 Mei – 02 Juni 2002 di Nusa Dua Bali)
• Suatu proses pembangunan yang ditujukan untuk kesejahteraan generasi yang akan datang dengan bersendikan pada pembangunan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup (KTT PB 2003 di Yogyakarta)
KATA KUNCI
• Aktifitas pembangunan
• Terencana dan terprogram
• Memanfaatkan sesumber (SDA, SDM)
• Kesejahteraan masyarakat
• Berwawasan lingkungan
• Memanfaatkan teknologi
LATAR BELAKANG
1.Komprensi Internasional mengenai ‘Human Environment’ di Stockholm, Swedia 1972, Diangkatnya isu lingkungan menjadi agenda penting dalam keg. pembangunan
2.1987,Masalah lingkungan menjadi masalah global sehingga muncul konsep pembangunan berkelanjutan
3.KTT Bumi di Rio De Jeinero, Brasil 1992
INDIKATOR PEMB. BRKLNJTN
• Kontribusi terhdp keberlanjutan lingk lokal
• Keberlanjutan penggunaan SDA
• Peningkatan lapangan kerja
• Keberlanjutan neraca pembayaran
• Keberlanjutan ekonomi makro
• Efektifitas biaya
• Kemandirian teknis
Kriteria dari masing’’ Indikator
- Keberlanjutan Lingkungan
Kriteria 1 : Keberlanjutan lingkungan dengan menerapkan konservasi dan diversifikasi pemanfaatan SDA
Indikator :
- terjaganya keberlanjutan fungsi ekologis
- Tidak melebihnya ambang batas baku mutu lingkungan yang berlaku
- Baku mutu lokal atau nasional (tidak terjadi pencemaran udara, air dan tanah)
- c. Terjaganya keanekaragaman hayati (genetik, species dan ekosistem) dan tidak terjadi pencemaran pada komponen tersebut
- d. Dipatuhinya perautran tata guna lahan dan tata ruang
Assalamu Alaikum Wr. Wb
ReplyDeleteterimakasih sangat membantu sekali sebagai bahan dalam hal geologi lingkungan