Monday, June 20, 2011

Materi Kuliah Geologi Tata Lingkungan

SUMBER DAYA ALAM
Adalah semua sumberdaya , baik yang bersifat terbarukan (renewable resources), maupun yang tak terbarukan (non renewable resources).
Konsentrsi pembahasan tertuju pada sumberdaya yang tak terbarukan (non renewable resources) atau yang biasa disebut sumberdaya geologi :
    •     Sumberdaya air
    •     Sumberdaya minera
    •     Sumberdaya energi
    •     Sumberdaya lahan
      Pemanfaatannya harus dilakukan secara hati2,  sesuai dengan kebutuhan  serta tidak berlebihan.
      Keterdapatan dan ketersediaan nya sangat dipengaruhi oleh kondisi  geologi setempat sehingga sebarannya dibumi tidak merata
Sumberdaya Air
Proses pelapukan, erosi, transportasi, dan pengendapan material b
    Air merupakan salah satu sumberdaya  geologi yang sangat penting, tdk hanya diperlukan oleh semua makhluk hidup, akan tetapi jg diperlukan bagi proses2 geologi.
    Untuk air minum, irigasi, pembangkit tenaga listrik, proses pendinginan pada industri  dan pembangkit tenaga serta  untuk sarana olahraga dan rekreasi
    Air merupakan salah satu sumberdaya  geologi yang sangat penting, tdk hanya diperlukan oleh semua makhluk hidup, akan tetapi jg diperlukan bagi proses2 geologi.
Distribusi Air
     Air yang ada dibumi terdapat pada suatu lapisan  yang disebut lapisan  hidrosfer.
    Air yang ada di lapisan hidrosfer tersebar  di lautan, atmosfer, tanah, bawahtanah, danau, sungai dan gunung es di kutub utara.
        Distribusi air di bumi dengan konsentrasi terbesar berada dilautan , yaitu mencapai 97,2%, dan sisanya sebesar 2,8% merupakan air yang berada dilapisan  hidrosfer  sebagai lapisan  air segar tersebar di atmosfer, kutub2  bumi sebagai gunung es, dan didaratan  baik yang ada dipermukaan maupun bawah permukaan.

Sebaran Air di Bumi
Meter Kubik (m3)
Persentase ((%)
Air  Permukaan
Danau
               48, 300      x 106
0.009
Saline lakes & inlandseas
               40, 250      x 106
0.008
Sungai
                  0, 484      x 106
0.0001
Air Bawah Tanah
Soil Moisture
                25, 76         x 106
0.005
Air tanah Dangkal
          1.610                x 106
0.310
 Air tanah Dalam
          1.610                x 106
0.310
Total Air di Daratan
          4.234,3             x 106
0.635
Kutub / Gunung Es
         11.270                x 106
2.150
Atmosfer
           4,991                x 106
0.001
Lautan
       510.370                x 106
97.200
























                                                                                                                                                                  
Permasalahan Hidrologi & Pengendaliannya
        Permasalahan air  sudah terjadi sejak lama,  namun intensitas dan frekwensinya  semakin besar, meningkat dari waktu kewaktu  dengan bertambahnya jumlah penduduk, perluasan kawasan pemukiman, pembukaan lahan2 baru, pengembangan kawasan industri, pengembangan budidaya pantai , pengembangan berbagai bentuk rekayasa , baik kawasan  pantai maupun  jauh dipedalaman atau pegunungan.
        Dari kegiatan tersebut, timbul berbagai masalah, diantaranya air tidak lagi  menjadi barang /zat yang mudah didapat  dimana2; air tidak  lagi selalu mempunyai  konotasi yang kurang baik seperti banjir, penyebab tanah longsor , erosi tanah dll.
Masalah yang berkaitan dengan air :
Ø   Pasokan Air (water supply)
Ø   Air Permukaan (surface water)
Ø   Air Bawahtanah (ground water)
Ø   Banjir (flooding)
Ø   Erosi Tanah (soil erosion)
Ø   Amblesan (subsidance)
Ø   Sedimentasi (sedimentation)
Ø   Kualitas air (water quality)
Permasalahan Umum SD Air (non tehnis)
  Masyarakat belum concern terhadap keberadaan air
  Masyarakat belum sadar bahwa air menentukan kehidupan/masyarakat sehat
  Masyarakat belum menganggap air sebagai komoditas sehat sehingga air bersih dianggap mahal
  Masyarakat belum menganggap air sebagai investasi kesehatan
  Masyarakat masih menganggap air sebagai komoditas sosial/bebas
  Saat ini bukan terjadi krisis air, akan tetapi krisis manajemen
  Permasalahan air kedepan, lebih mengarah kualitas daripada kuantitas
Asaz Pemanfaatan Sumberdaya Air
1.  Keseimbangan
            Memenuhi berbagai kepentingan, baik air minum, air industri, dll
2.  Kelestaraian
            Kelestarian sumberdaya air beserta lingungan yang dimanfaatkan untuk pelayanan bagi                         masyarakat luas, generasi sekarang dan akan datang
3.  Kemitraan
            Diperlukan kemitraan antara masyarakat. Swasta dan pemerintah untuk mendukung penyediaan             air
4,  Keadilan
            Tidak berpihak bagi kepentingan perorangan, golongan atau kelompok
Air Permukaan 
 Air yang mengalir di permukaan bumi (daratan), dipengaruhi oleh presipitasi (curah hujan) tahunan, intensitas curah hujan dihitung dlm volume per-satuan waktu), kecepatan evapotranspirasi , kedalaman muka airtanah, permeabilitas tanah/batuan, tutupan lahan, kecuraman lereng, karakteristik sungai, dan aktivitas dari manusia
Penanggulangan Surface Run Off
  Melaksanakan reboisasi dengan cara menanam tumbuhan  guna mencegah  atau menahan surface run off
  Membuat bendungan /dam yang berguna utk  penyediaan pasokan air  bagi industri atau rumah tangga, pengendalian banjir, pembangkit tenaga listrik, irigasi dan richarge air bawahtanah
  Pengelolaan hutan dan pertanian yang benar untuk mencegah  run off dan erosi

Air Bawah Tanah
 Akumulasi air bawah tanah akibat infiltrasi  dari air hujan , air sungai, air danau, dan air reservoir.
 Pada kedalaman tertentu  dari bagian bawah tanah, berada dalam kondisi jenuh air (saturated), dan bagian ini pada setiap tempat  dibawah permukaan bumi ternyata tidak  sama .
Hal tersebut sangat tergantung  kepada iklim dan jenis material tanah yang ada didaerah tersebut.
 Air yang berada dizona saturated tersebut dikenal sebagai  air bawah tanah

Permasalahan Airtanah
1.  Banyaknya instansi yang merasa menangani
2.  Tidak Koordinatif
3.  Data dan informasi tidak seragam
4.  Kesalahan yang dilakukan adalah manajemen sumur
5.  Aspek teknis dan hukum banyak mengalami kendala/tidak berjalan
6. Masyarakat.
Keunggulan Airtanah
  Secara higienis lebih sehat karena telah mengalami filtrasi secara alamiah
  Cadangan relatif tetap sepanjang tahun
  Mutu relatif tetap
  Apabila airtanah tersedia, dapat diperoleh ditempat tersebut tanpa mengeluarkan biaya mahal
Kekurangan Airtanah
  Cadangan terbatas, untuk keperluan air minumperkotaan air irigasi/industri yang cukup besar
  Keterdapatan tidak merata pada setiap tempat
Terdapat dibawah permukaan tanah, untuk pemanfaatannya harus dilakukan dengan membuat sumur gali/bor
Kewenangan Pengelolaan ABT. Pemerintah Provinsi
  Penetapan pedoman, prosedur standar, persyaratan dan kriteria pengelolaan air bawah tanah
  Penentuan batas cekungan air bawah tanah
  Perencanaan pengelolaan daerah imbuhan satuan wilayah cekungan akuifer (lapisan/batuan pembawa air)
  Pemetaan hidrogeologi, potensi dan konservasi air bawah tanah skala 1:100.000
  Penentuan kriteria kerusakan kondisi lingkungan air bawah tanah
  Pengelolaan data dan informasi air bawah tanah propinsi
  Publikasi dan promosi air air bawah tanah propinsi
  Fasilitas pengaturan sumur pantau pada satuan wilayah cekungan akuifer
Kewenangan Pengelolaan ABT. Pemerintah Kabupaten
  Melaksanakan pengelolaan ABT sesuai kebijakan pedoman, prosedur, standar, norma, persyaratan dan kriteria di bidang ABT
  Melakukan inventarisasi dan perencanaan pendayagunaan ABT
  Menyiapkan kelembagaan, SDM, pengusahaan dan pembiayaan yang mendukung pendayagunaan
  Mengatur peruntukan ABT/ mataair
  Memberikan izin eksploitasi ABT/pengeboran, dll.
  Memberikan izin juru bor (SIJB) ABT
  Memberikan izin perusahaan pengeboran ABT (SIPPAT)
  Menetapkan & mengatur sistem jaringan sumur pantau dalam satu cekungan ABT
  Pengumpulan dan pengelolaan data informasi ABT dan atau mataair dalam wilayahnya
  Mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan perencanaan pedayagunaan, pengendalian serta pengawasan dalam rangka konservasi ABT

SUMBERDAYA MINERAL
ž  Sumberdaya mineral adalah sumberdaya yang diperoleh  dari hasil ekstraksi batuan atau pelapukan batuan
ž  Berdasarkan jenisnya, sumberdaya mineral dikelompokan  menjadi sumberdaya mineral logam dan non logam.
ž  Sumberdaya mineral logam berasal dari berbagai jenis batuan, dan secara petrologi batuan yang terdapat dialam ini dibagi menjadi
1.   Batuan beku     : batuan beku ultrabasa, batuan beku basa, batuan beku intermediate dan batuan beku asam
2.   Batuan Sedimen : batuan sedimen klastik,  batuan sedimen non klastik
3.  Batuan Metamorf : Batuan metamorf  derajat rendah, menengah, dan tinggi
Kebutuhan Sumberdaya Mineral
ž  Kebutuhan sumberdaya mineral didunia dapat dikatakan sebanding dengan peningkatan populasi manusia di muka bumi, serta ditunjang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya permintaan mineral logam di dunia adalah :
1.   Meningkatnya standar hidup manusia di negara berkembang
2.   Meningkatnya status negara (misalnya negara berkembeng menjadi negara maju)
3.   Meningkatnya kebutuhan sumberdaya mineral didunia telah memacu kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral, serta untuk mendapatkan lokasi-lokasi sumberdaya mineral yang baru
4.  Permasalahan yang sering muncul dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi Sumberdaya mineral adalah penurunan kualitas lingkungan, seperti pencemaran pada tanah, udara dan air, serta terganggunya ekosistem
Peran Industri Pertambangan
ž  Industri pertambangan adalah suatu industri dimana bahan galian mineral diproses dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak diperlukan.
ž  Dalam industri mineral, proses untuk mendapatkan mineral-mineral yang ekonomis biasanya menggunakan metoda ekstraksi, yaitu proses pemisahan mineral-mineral dari batuan terhadap mineral pengikut yang tidak diperlukan.
ž  Industri pertambangan sebagai industri hulu yang menghasilkan sumberdaya mineral yang merupakan sumber bahan baku bagi industri hlir yang diperlukan oleh umat manusia di dunia
Proses dalam menghasilkan produk sumberdaya mineral mempunyai konstribusi yang besar terhadap pencemaran lingkungan. Disisi lain, untuk menutup suatu tambang atau industri pertambangan adalah sesuatu hal yang tidak bijaksana, disatu sisi dampak yang ditimbulkan akibat pertumbuhan industri pertambangan harus disikapi dengan cara mencegah
Dampak Lingkungan pada pertambangan
ž  Pengelolaan sumberdaya mineral dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia tdak harus menimbulkan dampak lingkungan.
ž  Degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi sumberdaya mineral, khususnya limbah padat yang berasal dari hasil penambangan  dan pemprosesan mineral.
ž  Polusi dan  degradasi lingkungan  akan terjadi pada semua tahap dalam aktivitas penambangan, mulai dari tahapan eksplorasi, eksploitasi, hingga tahap prosesing
Tahap Eksplorasi
ž  Biasanya pada tahap eksplorasi dimulai dengan penyelidikan dipermukaan bumi yang diawali dengan survei geofisika dipermukaan tanah, survei udara, kemudian dilanjutkan dengan survei geokimia dengan metoda stream sediment sampling, soil sampling, rock sampling yang kemudian dilanjutkan dengan dengan pemboran (drilling), pembuatan paritan (trenching), dan peledakan (blasting)
ž  Dampak yang ditimbulkan pada kegiata eksplorasi adalah pembukaan lahan-lahan yang tertutup tanaman , seperti dilingkungan hutan lindung, hutan suaka margasatwa, taman nasional dll.
Tahap Eksploitasi
ž  Yang terpenting dan harus diperhatikan pada tahapan ini ketika alat-alat berat mulai masuk kelokasi penambangan, serta sejumlah besar material (limbah material padat), baik yang berasal dari batuan maupun pengupasan lapisan tanah untuk mendapatkan mineral-minerl yang diinginkan; dimana limbah material padat ini harus dipindahkan kelokasi-lokasi diluar lokasi tambang.
ž  Pengelolaan limbah padat yang berasal tahap eksploitasi harus dikelola secara hati-hati sehingga dikemudian hari tidak menimbulkan dampak lingkungan yang berupa pencemaran, degradasi lingkungan dan polusi.
Tahap Pemrosesan
ž  Pembuangan limbah yang berasal dari pemrosesan mineral-mineral merupakan permasalahan yang sangat unik dan kompleks.
ž  Pemrosesan mineral terdiri dari pencucian untuk memisahkan lempung dari pasir, proses penggerusan, penggalian dan pemisahan material-material yang tidak ekonomis (limbah padat).
ž  Material yang tidak ekonomis jumlahnya lebih besar dibanding dengan material yang ekonomis, dengan perbandingan 0,5 : 99,5, sehingga pada tahapan ini volume limbah dari material yang tidak terpakai menjadi suatu masalah tersendiri
ž  Dampak lingkungan yang sering dijumpai pada tahap ini adalah seringnya membuang limbah padat kedalam sungai, yang kemudian terbawa oleh arus dan selanjutnya terendapkan ketempat yang lebih rendah seperti dataran banjir
ž  Dampak lain yang mungkin timbul adalah degradasi nlingkungan  akibat suara dan getaran yang berasal dari peledakan dinamit serta debu yang berasal dari lalulintas alat-alat berat.
ž  Problem lain yang juga serius adalah bekas-bekas saluran pembuangan  (drainase) yang ditinggalkan di wilayah pertambangan, dimana air yang bersifat sangat asam dan mengandung unsur besi 
Dalam teknik penambangan, terdapat 3 dampak lingkungan yang sangat khas :

ž  Teknik Penambangan
1.  Hidraulicking : Sistem Penambangan yang dilakukan dengan cara menyemprotkan air terhadap material yang akan ditambang
2.  Dredging : Sistem penambangan yang dilakukan dengan cara menggunakan mesin keruk
3.  Strip Mining : Sistem penambangan yang dilakukan dengan cara mengupas lapisan tanah dan batuan yang menutupi lapisan batuan atau mineral yang akan ditambang

ž  Dampak Lingkungan
1.  Endapan-endapan material yang diendapkan oleh sungai akan menimbun daerah seperti daerah pertanian ataupun daerah pemukiman
2.  Terjadinya kolam-kolam air yang ada disepanjang sungai akibat pengerukan oleh mesin keruk, dan terganggunya sistem hidrologi air tanah
3. Material tanah yang tidak terpakai hasil pengupasan sebagai limbah padat, lahan bekas penambangan mengalami degradasi, karena untuk ditanami kembali membutuhkan waktu yang lama



GEOMORFOLOGI (BENTANG ALAM)
          PEDATARAN PANTAI
           PEDATARAN TINGGI
           PERBUKITAN
           PEGUNUNGAN
POTENSI SUMBER DAYA AIR
          AIR TANAH
           MATA AIR
           AIR PERMUKAAN
Perlunya Aspek Geologi Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
      Belajar dari berbagai peristiwa bencana geologi seperti gempa, tsunami, gunung api, tanah longsor dan banjir yang telah terjadi di wilayah Indonesia, nampak bahwa usaha pencegahan, pengendalian hingga langkah kesiap-siagaan pada tahap sebelum terjadinya bencana relatif masih lemah.
      Salah satu cara untuk meminimalkan kerusakan akibat peristiwa bencana geologi yang selalu datang secara tiba-tiba adalah dengan menyusun Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) yang memperhitungkan potensi daya dukung alam.
TUJUAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DAERAH
  1. Terlaksananya perencanaan tata ruang secara terpadu dan sinergis.
  2. Terselenggaranya pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya.
  3. Terselenggaranya pengendalian pemanfaatan ruang.
  4. Tercapainya penataan ruang yang berkualitas untuk :
·         mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;
·         meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia;
·         mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan;
·         mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan pertahanan keamanan.
URUSAN DAN KEWENANGAN WAJIB PROVINSI DIBIDANG PENATAAN RUANG
1.  Penyusunan/Revisi dan penetapan RTRW Provinsi.
2.  Penyusunan/Revisi RTR Kawasan prioritas dan/atau lintas Kabupaten/ Kota.
3.  Pemberian Rekomendasi Rencana Tata Ruang Kawasan Tertentu/ Khusus.
4.  Sinkronisasi rencana tata ruang perbatasan antar Kabupaten/Kota.
5.  Pemasyarakatan tata ruang.
6.  Penyusunan dan penetapan petunjuk pelaksanaan pemanfaatan ruang.
7.  Penyediaan data dan informasi tata ruang Provinsi.
8.  Bimbingan dan supervisi penyelenggaraan penataan ruang Kabupaten/Kota.
9.  Sinkronisasi dan integrasi program pemanfaatan ruang Kabupaten/Kota.
10.  Penyusunan dan penetapan petunjuk pelaksanaan tentang pengendalian pemanfaatan ruang Provinsi dan Kabupaten/Kota.
11.  Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pemanfaatan ruang Provinsi dan Kabupaten/Kota.
13.  Pemberian rekomendasi penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) skala Provinsi.
15. Pemberian rekomendasi penerbitan Hak Guna Bangunan (HGB) skala Provinsi.
16.  Pemberian rekomendasi penerbitan Hak Pakai (HP) skala Provinsi.
17.  Pemberian rekomendasi penerbitan Hak Membuka Tanah skala Provinsi.
18.  Pemberian rekomendasi penerbitan Hak Pengelolaan Lahan (HPL).
20. Pengendalian dan penyelesaian konflik pemanfaatan ruang.
GEOLOGI LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
          Pembangunan berkelanjutan adalah kegiatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, yang memperhatikan kelestarian fungsi dan kemampuannya, dengan demikian kegiatan pembangunan tidak justru menjadi pemicu terjadinya bencana, dan lokasi pembangunan harus berada pada daerah yang aman dari bencana.
          Informasi geologi lingkungan dapat membantu mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui rekomendasi (lokasi) penggunaan lahan yang sesuai dengan kondisi (daya dukung) lingkungan geologi dan terhindar dari bencana alam geologi.
 
KRITERIA GEOLOGI LINGKUNGAN UNTUK PEMBANGUNAN
  1. KELELUASAAN PENEMPATAN & PENGORGANISASIAN RUANG KEGIATAN
  2. KEMANTAPAN TANAH UNTUK PONDASI
  3. KETERSEDIAAN AIR
  4. KETERSEDIAAN BAHAN BANGUNAN
  5. POTENSI BENCANA ALAM GEOLOGI
  6. KETERSEDIAAN SUMBERDAYA MINERAL
GEOLOGI LINGKUNGAN DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PENGEMBANGAN WILAYAH DAN PEMBANGUNAN
1.  Rancangan kegiatan pembangunan atau pengembangan wilayah di Indonesia, menyangkut banyak  bidang dan tersebar di semua pulau di Indonesia, khususnya di lokasi strategis yang menjadi pusat-pusat pertumbuhan.
2.   Pembangunan yang dilaksanakan tanpa perencanaan yang matang, akan menimbulkan permasalahan, seperti :
    1. Kegiatan pembangunan tidak sesuai dengan ketersediaan sumber daya (geologi)
                b.  Kawasan industri di Pantura Jawa ( minim sumber air )
                c. Kegiatan pembangunan dengan skala yang tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan                          (geologi)
              d. Metropolitan Bandung  (air tanah tereksploitasi berlebihan)  
              e.Kegiatan pembangunan yang lokasinya terletak pada daerah rawan bencana alam (geologi)
              f.  Kabupaten/Kota di jalur Sesar Semangko Sumatera
3. TUPOKSI DTLGKP berkewenangan dalam menyediakan data/informasi geologi lingkungan melalui kegiatan INVENTARISASI GEOLOGI LINGKUNGAN DI WILAYAH :
  • Kabupaten/Kota rawan bencana alam (geologi) dan atau miskin (minim) sumber daya alam  Kab. Lampung Barat dan Kota Maumere
  • Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) dan Kawasan Andalan
           KAPET Manado – Bitung, KAPET Batulicin Kalsel
  • Pulau-pulau kecil dan sedang (ekosistemnya rentan terhadap kerusakan)
             Kepulauan Natuna dan Pulau Sangihe
  • Kawasan perbatasan (dengan negara lain), merupakan daerah tertinggal/terisolasi
            Kabupaten Nunukan
  • Cepat tumbuh yang rentan terhadap degradasi lingkungan,
  • Jabodetabekpunjur, Semarang – Ungaran, Metropolitan Bandung
  • Kegiatan pembangunan yang lokasinya rentan terhadap pencemaran dan degradasi lingkungan. Kota-kota yang berbatasan dengan DKI Jakarta
GEOLOGI LINGKUNGAN SEBAGAI DATA DASAR PENATAAN RUANG DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
          Dalam rangka penataan ruang dan pengembangan wilayah, data dan informasi (peta) geologi lingkungan meliputi geomorfologi, sumber daya air, sumber daya mineral dan energi, sumber bahan bangunan, daya dukung tanah dan batuan untuk fondasi, dan kebencanaan geologi.
          Data dan informasi (peta) tersebut dianalisis (penggabungan), sehingga diperoleh hasil kajian yang sifatnya holistik dan telah disesuaikan dengan penataan ruang dan pengembangan wilayah.
          Kajian secara holistik menghasilkan tingkat keleluasaan suatu wilayah untuk dikembangkan dengan memperlihatkan peranan kondisi lingkungan geologi sebagai faktor pendukung maupun kendala dalam penggunaan lahan seperti kawasan permukiman, perdagangan, industri, pertanian, perkebunan dan pariwisata.


HUBUNGAN GEOLOGI LINGKUNGAN DENGAN RANCANGAN PEMBANGUNAN
    • Disusun Kriteria Geologi Lingkungan yang relevan untuk dipertimbangkan dalam rangka mendukung pembangunan (untuk setiap bidang secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama)
    • Dengan demikian dapat menjadi arahan bagi pelaksanaan survei untuk penyediaan data dan informasi.
Kriteria tersebut adalah : 
  • Kriteria Bentang Alam (keleluasaan penempatan dan pengorganisasian ruang kegiatan)
  • Kriteria Kemantapan Tanah Untuk Fondasi
  • Kriteria Ketersediaan Air
  • Kriteria Ketersediaan Bahan Bangunan
  • Kriteria Potensi Bencana Geologi
1.       Proses-Proses Alam  :    
 Proses Internal :
    adalah “ Proses Peristiwa Bumi yang ditimbulkan  oleh adanya kegiatan yang berasal dari dalam bumi (endogen), yakni kegiatan volkanik, tektonik, yang berpengaruh terhadap kerentanan daya dukung fisik lahan dan lingkungan.
Proses Eksternal :
    yaitu “ Proses alam yang ditimbulkan oleh adanya   proses kegiatan yang berasal dari permukaan bumi (exogen), yaitu perubahan iklim,  erosi dan sedimentasi  termasuk perubahan muka air laut yang mempengaruhi kemampuan daya dukung fisik dan lingkungan suatu daerah “
II. Aktivitas Manusia  :   
 Eksploitasi Sumber Daya Alam, yaitu pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali, akan berpengaruh terhadap daya dukung sosial, budaya, fisik lahan dan lingkungan.
Pembangunan Fisik Lahan, adalah pembangunan sarana-prasarana fisik daerah perkotaan dan pedesaan yang cenderung menimbulkan  perubahan daya dukung lingkungan.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
DEFENISI
          Segala upaya untuk meningkatkan kualitas hidup umat manusia tanpa melakukan eskploitasi sumber daya alam di luar batas kemampuan bumi itu sendiri (kesepakatan pada KTT PB, 27 Mei – 02 Juni 2002 di Nusa Dua Bali)
          Suatu proses pembangunan yang ditujukan untuk kesejahteraan generasi yang akan datang dengan bersendikan pada pembangunan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup (KTT PB 2003 di Yogyakarta)
          Segala upaya untuk meningkatkan kualitas hidup umat manusia tanpa melakukan eskploitasi sumber daya alam di luar batas kemampuan bumi itu sendiri (kesepakatan pada KTT PB, 27 Mei – 02 Juni 2002 di Nusa Dua Bali)
          Suatu proses pembangunan yang ditujukan untuk kesejahteraan generasi yang akan datang dengan bersendikan pada pembangunan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup (KTT PB 2003 di Yogyakarta)
KATA KUNCI
          Aktifitas pembangunan
          Terencana dan terprogram
          Memanfaatkan sesumber (SDA, SDM)
          Kesejahteraan masyarakat
          Berwawasan lingkungan
          Memanfaatkan teknologi
LATAR BELAKANG
1.Komprensi Internasional mengenai  ‘Human Environment’ di Stockholm, Swedia   1972, Diangkatnya isu lingkungan menjadi agenda penting dalam keg. pembangunan
2.1987,Masalah lingkungan menjadi masalah global sehingga muncul konsep pembangunan berkelanjutan
3.KTT Bumi di Rio De Jeinero, Brasil 1992
INDIKATOR PEMB. BRKLNJTN
          Kontribusi terhdp keberlanjutan lingk lokal
          Keberlanjutan penggunaan SDA
          Peningkatan lapangan kerja
          Keberlanjutan neraca pembayaran
          Keberlanjutan ekonomi makro
          Efektifitas biaya
          Kemandirian teknis
Kriteria dari masing’’ Indikator
  1. Keberlanjutan Lingkungan
                Kriteria 1 : Keberlanjutan lingkungan dengan menerapkan konservasi dan diversifikasi pemanfaatan SDA
                Indikator :
  1. terjaganya keberlanjutan fungsi ekologis
  2. Tidak melebihnya ambang batas baku mutu lingkungan yang berlaku
  3.   Baku mutu lokal atau nasional (tidak terjadi pencemaran udara, air dan tanah)
  4. c. Terjaganya keanekaragaman hayati (genetik, species dan ekosistem) dan tidak terjadi pencemaran pada komponen tersebut
  5. d. Dipatuhinya perautran tata guna lahan dan tata ruang

1 comment:

  1. Assalamu Alaikum Wr. Wb
    terimakasih sangat membantu sekali sebagai bahan dalam hal geologi lingkungan

    ReplyDelete